Saya masih sangat berduka dengan kepulangan kakak kelasku. Memang, usia kami terpaut 4 tahun, namun karena kami tinggal bertetangga, kami sangat akrab. Terakhir kami berjumpa saat saya bertaziah padanya karena masih sakit.Sebulan kemudian, tepatnya hari Minggu ( 3Juni 2012), saya kembali menengoknya. Namun saya tak bisa menyapanya, karena dia tengah tidur. Matanya tertutup lelap. Saya kembali pulang kerumah. Dua hari setelah itu, saya mendapat kabar, bahwa dia telah tiada pada hari Minggu (3 Juni 2012) tersebut pukul 19 an WIB. Sungguh sangat sedih mengingat akhir pertemuan saya dengannya.
Tak ada sesal yang memang tak pantas menjadi sesal. Saya hanya ingin berbagi cerita tentang dia untuk diambil pelajaran dalam hidup kita.
Hongkong. Tempat itulah tempat terakhir dia bekerja menjadi TKW (Tenaga Kerja Wanita). Sebelumnya dia pernah menjadi TKW juga di Taiwan. Pada saat dia menjadi TKW, saya tdk pernah berjumpa dengannya. Hingga Ramadhan tahun kemarin, saya di add oleh dia di facebook. Sungguh luar biasa bahagia karena bisa mendapatkan kabar darinya dan melihat-lihat fotonya. Dia berkerudung. Alhamdulillah.
Empat hari setelah Iedulfitri, tiba-tiba dia merasakn berat kaki. tak bisa berjalan.Setelah di diagnosa, ada syaraf terjepit di otaknya yang membuat dia tidak bisa menggerakkan kakinya. Operasi pun dilakukan. kurang lebih 4 bulan dia dirawat di Rumah Sakit. Pulang ke Indonesia menjadi pilihannya.
Tibalah akhirnya dia ke rumahnya. Sekitar 5-6 bulan yang lalu. Terapi dilakukan. Alhamdulilah terjadi perbaikan. Bisa berjalan tanpa tongkat!!! meskipun masih pelan. Manusia memang selalu berkeinginan untuk lebih baik. Rupaya dia ingin segera kembali bisa berjalan normal seperti biasa. Alasannya, "teteh kasihan De, sama orangtua... selalu merepotkan..." itulah curhat yang dia sampaikan pada saya. Sempat jua dia bercerita, bahwa dia merasa berdosa dengan prilakunya yang masih meninggalkan sholat dan lain-lainnya.Pun sempat bertanya, "kalau sedang sakit begitu bisa wudlu tayamum yah !!!".
Keinginannya untuk kembali sehat, membuatnya mencari-cari informasi obat-obat atau terapi yang bisa menyembuhkannya. Akhirnya pilihannya jatuh kepada obat yang dia pesan via internet dengan harga sekitar 2,3juta untuk sebulan. Ayahnya yang agak sedikit "tak setuju" terpaksa mengambil obat sesuai perjanjian.
Entah itu obat apa. Setelah 3 kali meminumnya, tiba-tiba tubuhnya menjadi lemas.tak bisa digerakkan, dan mulutnya tak mampu berbicara, bahkan tak mampu untuk mengangguk dan menggelengkan kepala. Lebih mnyedihkan lagi, tak bisa pula makan dan minum kecuali air yang sedikit. Akhirnya berpulang setelah seminggu kemudian. Allahummagfirlahaa warhama wa'fu'anhaa... ya Allah...terimalah iman islamnya. ampuni setiap kesalahannya. AAmiin..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar